Jumat, 17 Januari 2014

Komunikasi dalam Manajemen

Reswari Adaninggar
16511011 / 3 PA 05
Tugas Komunikasi dalam Manajemen
A.    Definisi Komunikasi
Komunikasi menurut Berelson & Steiner (dalam Mulyana, 2004) merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya.
Komunikasi dalam bahasa Inggris berarti communication yang berasal dari bahasa Latin yaitu Communicatio yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna (Effendy, 1999).
Sedangkan Hovland (dalam Effendy, 1999) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Menurut Arifin (1998), komunikasi secara morfologis dan terminologi berasal dari bahasa latin, yaitu communis atau communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian dan pertukaran tempat pembicara, mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya, kata sifatnya yaitu communica artinya berdialog , atau berunding, atau musyawarah. Dalam bahasa Inggris yaitu common  yaitu berkomunikasi, berarti berusaha untuk mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti (commonness).
Pengertian luas komunikasi  dari para ahli (Badrudin, 2013) :
Carl I. Hovland
“The process by which an individual communicator transmits stimuly (usually verbal symbols) to modify behaviour of other individuals / communicates” yang artinya, komunikasi adalah proses dimana seseorang / komunikator menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dan kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain atau individu.


Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Komunikasi adalah pemindahan informasi dari seseorang ke orang lain terlepas dari dipercayai atau tidak, tetapi informasi yang ditransfer tentulah harus dipahami penerima.
R.C. Davis
Komunikasi adalah suatu tahap dari proses kepemimpinan yang memindahkan ide seseorang kepada orang lain untuk digunakan dalam fungsi-fungsinya memimpin pekerjaan.
Shimp
“Communication can be thought of the process of establishing a commoness of oneness of thought between a sender and receiver” yaitu berarti menekankan lebih pada proses komunikasi yang bertujuan terciptanya persamaan pemikiran atau pendapat pada interaksi yang terjadi.
William Albig
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung pengertian antara individu-individu.
B.     Proses Komunikasi
Menurut Effendi (1993), proses komunikasi dapat dilihat dari u sur-unsur formula Laswell yaitu who (siapa pengirimnya/komunikator), say what (apa yang dikatakan/dikirimkan/pesan), in which channel (saluran komunikasi apa yang digunakan/media), to whom (diperuntukkan untuk siapa/komunikan), dan with what effect (apa akibat yang akan ditimbulkan/efek).
Menurut Kotler (dalam Badrudin 2013), ada tujuh proses komunikasi, yaitu :
·         Pengirim (sender)
Pengirim / komunikator adalah orang yang berinisiatif dan menyiapkan pesan untuk disampaikan. Penerima merupakan pihak yang diharapkan mengerti pesan yang disampaikan oleh pengirim.



·         Encoding
Merupakan proses penerjemahan informasi kedalam simbol-simbol tertentu yang akan disampaikan kepada penerima informasi. Dalam komunikasi lisan sehari-hari, encoding dilakukan secara relatif otomatis.
·         Pesan (message)
Pesan merupakan bentuk fisik hasil proses encoding. Kata merupakan pesan dalam hal komunikasi lisan. Sedangkan tulisan merupakan pesan dalam komunikasi tertulis. Seringkali pesan juga disampaikan dengan gerakan tubuh, raut wajah, atau cara berbicara. Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.esan bisa berupa informasi, ide, pikiran, atau perasaan.
·         Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan metode penyampaian informasi dari satu pihak lain.
·         Decoding (penerjemahan)
Merupakan proses dimana penerima menerjemahkan atau mengartikan pesan yang diterima.
·         Umpan balik (feedback)
Umpan balik merupakan reaksi pihak penerima terhadap komunikasi yang dirimkan oleh pengirim.

C.     Hambatan Komunikasi
Hambatan atau kendala dalam komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok (Ludlow, R, & Ferguson, 2000)
a.       Kendala-kendala dalam penerimaan :
1.      Rangsangan dari lingkungan
2.      Sikap dan nilai-nilai penerima
3.      Kebutuhan dan harapan penerima
b.      Kendala-kendala dalam pemahaman :
1.      Bahasa, masalah semantik
2.      Kemampuan penerima untuk mendengar dan menerima, khususnya berita-berita yang mengancam konsep dirinya
3.      Panjang komunikasi
4.      Perbedaan status

c.       Kendala dalam penyambutan :
1.    Praduga
2.    Konflik pribadi antara pengirim dan penerima

Alice A. Wright dan John J. Lynch, Jr (dalam Badrudin, 2013) mengklasifikasikan hambatan komunikasi menjadi empat, yaitu :
a.       Gangguan
b.      Kepentingan
c.       Motivasi
d.      Prasangka
Hambatan-hambatan lain dalam komunikasi, yaitu :
a.       Hambatan semantis yaitu hambatan karena bahasa, kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan penafsirannya banyak
b.      Hambatan teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh alat teknik yang digunakan untuk berkomunikasi kurang baik
c.       Hambatan biologis adalah hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya panca indera komunikator/komunikan misalnya gagu/tuli.
d.      Hambatan psikologis adalah hambatan kejiwaan yang disebabkan perbedaan status dan keadaan misalnya direksi dan pesuruh
e.       Hambatan kemampuan adalah hambatan yang disebabkan komunikan kurang mampu menangkap dan menafsirkan pesan komunikasi sehingga dipersepsi serta dilakukan salah

D.    Komunikasi Interpersonal Efektif
Lebih dahulu didefinisikan, komunikasi interpersonal sendiri adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran / informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam komunikasi diadik), sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran / informasi.
Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan dan bahkan emosi seseorang sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Efektivitas komunikasi bertujuan meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima.
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu :
·         Pengertian yang sama terhadap makna pesan indikator  komunikasi dikatakan efektif adalah makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan.
·         Melaksanakan pesan sukarela
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif adalah bahwa komunikasi menindaklanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara sukarela, tidak karena dipaksa.
·         Meningkatkan kualitas hubungan antar-pribadi
Efektivitas dalam komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan keluarga dan kolega.

E.     Komunikasi Interpesonal Efektif dalam Organisasi mencakup
-          Componential
Saluran formal. Yaitu salurang yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pesan-pesan mengalir ke dalam tiga arah, yaitu ke bawah, ke atas, dan ke samping. Pesan-pesan ke bawsah terutama berisi informasi yang perlu bagi staf manapun untuk melaksanakan tugas mereka, seperti kebijakan-kebijakan dan prosedur, perintah dan permintaan yang diturunkan ke tingkat yang tepat dalam jenjang hirarki.
Saluran informal. Yaitu saluran terbentuk dari kesamaan kepentingan diantara orang-orang dalam organisasi. Selentingan merupakan saluran yang sangat ampuh. Diperkirakan dibutuhkan para manajer dalam membuat perencanaan diperoleh melalui selentingan.
Jadi jika ingin berkomunikasi dengan efektif, harus memahami saluran formal dan saluran informal terlebih dahulu (Ludlow, R, & Ferguson, 2000).



-          Situational
Adanya konteks fisik dan konteks sosial. Lingkungan fisik meliputi objek-objek fisik tertentu. Banyak aspek komunikasi dapat mempengaruhi komunikasi-kenyamanan atau ketidaknyamanan. Kemudian adanya konteks sosial menentukan hubungan sosial antara sumber dan penerima, perbedaan posisi memengaruhi proses komunikasi, dan sering lingkungan fisik menentukan konteks sosial (Mulyana & Jalaluddin, 1990).


















Sumber :
Arifin, A. (1998). Ilmu komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Badrudin, Dr., M.Ag. (2013). Dasar-dasar manajemen. Bandung : Alfabeta

Effendi, O. (1993). Ilmu, teori, dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti

Effendy, O. (1999). Ilmu komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Ludlow, R, & Ferguson. (2000). The essence of effective communication (komunikai efektif). Yogyakarta : ANDI Pearson Education Asia Pte. Ltd.

Mulyana, D, Drs. (2009). Ilmu komunikasi : Teori dan praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, D & Jalaluddin R. (1990). Komunikasi antarbudaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya